18 November 2010

Kota Padang, Nopember 2010


Padang…itulah ibu kota Prov. Sumatera Barat. Padang kota yang dindah dekat pantai dan pegunungan. Suasana yang enak, bersahabat, tidak ada kemacetan seperti hal nya di kota lain seperti Jakarta atau Bekasi.
Hari Rabu, 10 Nopember 2010 dini hari, saya beranjak dari tempat tidur lalu meluncur ke Bandara Soekarno Hatta. Setelah cek in dan membereskan administrasi lainnya, tepat jam 6:20 garuda membawa saya menuju bumi Minangkabau. Ternyata perjalanan ke sana lebih cepat jika di banding perjalanan Bandara Soeta ke Bekasi, hanya di tempuh dalam waktu ± 1 jam 22 menit.

Setiba di Bandara Minangkabau, langsung meluncur dengan taxi menuju tempat tujuan. Hari cerah seiring redanya hujan pagi hari. Suasana sepanjang jalan dihiasai pemandangan pedesaan, muara, dan perbukitan. Setiba di tempat tujuan, sambutan hangat tuan rumah menghampiri saya. Setelah berbincang-bincang dan menyampaikan maksud dan tujuan, saya pun melihat-lihat keadaan sekitar serta mengambil gambar-gambar yang sekiranya perlu saya abadikan. Setelah sekitar lima jam berlalu saya di jamu dengan masakan khas Padang yang membakar selera. Menjelang sore hari saya istirahat.
Malam harinya saya berkeliling kota padang dengan diantar seorang teman..indah sekali pemandangan malam di sana, meskipun suasananya tida semeriah kota besar lain..kerlap-kerlip lampu pemukiman di pinggir muara dan dibukit yang dilihat dari jembatan “Siti Nurbaya” menambah indah suasana malam, begitu pula sepanjang pantai kota. Sayang sekali kota ini didera gempa yang mengakibatkan sebagian wilayah dan bangunan hancur seperti : kantor samsat, kantor PU, hotel Ambacang, hotel Bimi Minang dan beberapa bangunan lainnya masih menyisakan efek bencana tersebut.
Keesokan harinya dengan diantar tuan rumah, saya berkunjung ke kota Padang Pariaman, Padang Panjang, serta kota Bukittinggi. Jalan menuju Bukittinggi mirip sekali dengan jalan rute Sumedang – Bandung (Cadas Pangeran) dengan nuansa alam yang masih natural disertai rintik-rintik hujan menambah dinginnya udara saat itu.
Sungguh perjalanan yang cukup melelahkan, tetapi sangat berkesan. Ramahnya tuan rumah, indahnya alam dan bersahabatnya suasana kota menjadikan lelah ini hilang. Dan menambah rasa kesyukuran terhadap anugerah Allah SWT, ternyata nikmat yang telah diberikan begitu besar, kita sebagai manusia tidak pantas menyekutukan Dia. Manusia mahluk kecil yang tiada daya dan upaya, hanya bias merencanakan Allah yang berkehendak dan raja seluruh alam. Jadikanlah perjalanan ini sebagai sarana mengokohkan iman dan melihat kebesaran Allah SWT dan mensyukuri nikmatnya. Amin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar